Ikut menyuarakan Peringatan Indonesia darurat...


 

Tergelitik ingin nulis tentang kondisi perpolitikan di tanah air tercinta saat ini, Indonesia. Kalau membahas soal politik ini sudah kelas berat bagi Caksis, walaupun sebenarnya tidak ingin bicara ke permukaan, namun setidaknya apa yang tampak sekarang ini sudah sedemikian mundurnya dibandingkan dengan era-era di awal-awal reformasi setelah jatuhnya kekuasaan Presiden Suharto. Nyatanya memang semangat reformasi 1998 yang silam sudah tidak tampak sama sekali di era pemerintahan sekarang.

Masih ingat dahulu pada tahun 1998 itu Caksis baru lulus dari SMA. Masih sebagai pemuda tanggung yang belum mengerti tentang betapa mengerikannya dunia politik bagi orang-orang yang berhati lurus. Bahkan sampai sekarang pun lebih mengerikan lagi...hahaha. Kemunduran etika, hilangnya rasa malu, diwarnai dengan dunia persilatan lidah yang semakin cetar membahana. Siapa yang pandai, lihai bersilat lidah di jaman sekarang ini adalah merupakan tiket terbukanya peluang lebih luas terutama di dunia politik.

Di awal reformasi berjaya, jargon KKN, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme seolah-olah menjadi momok menakutkan bagi setiap pejabat negara yang aktif berdinas. Apalagi dengan kekuasaan Almarhum Bapak Presiden Suharto yang sudah puluhan tahun tentunya mudah untuk menyebarkan jaring-jaring kekuasaan ke segala penjuru bidang, dan karena itu pulalah akhirnya Beliau mengundurkan diri. Sehingga pemerintahan berlanjut di pegang oleh Wakil Presiden beliau, Almarhum Bapak BJ. Habibie yang hanya memerintah selama 17 bulan.

Dalam masa pemerintahan  Almarhum Bapak BJ. Habibie ini, Caksis masih ingat melalui sebuah wawancara yang ditayangkan oleh media televisi nasional, TVRI, Almarhum Bapak BJ. Habibie pernah ditanya tentang tanggapannya perihal KKN menyangkut tentang putra Beliau. Padahal putra Beliau ini pada waktu itu tidak mempunyai jabatan publik atau jabatan dinas di lingkungan pemerintahan, namun dengan kerendahan hati Beliau semua putranya disuruh mengundurkan diri sebagai Direktur di sebuah perusahaan. Memang latar belakang Beliau adalah bukan sebagai politikus, tapi sebagai akademis yang tentu saja lebih mengedepankan moral dan tanggung jawab pribadi.

Tapi beda dulu dengan sekarang....entah kata-kata apa yang pantas untuk dikeluarkan sebagai bentuk pelampiasan ganjalan uneg-uneg di hati. KKN dipertontonkan secara masif tanpa rasa malu, permainan money politik saat Pilpres, Pileg atau Pilkada juga sudah berani door to door, korupsi apalagi sudah seperti budaya mendarah-daging yang mengakar. Orang awam hanya bisa melihat, mendengar dan cukup tahu tanpa bisa melakukan tindakan apa-apa.

Memang benar bahwa seandainya orang-orang baik tidak ada yang terjun untuk ikut membenahi, maka dunia ini akan dipegang dan diatur oleh orang-orang yang tidak baik semuanya. Namun yang jadi pertanyaan juga sejauh mana orang-orang baik itu akan bertahan mempertahankan prinsipnya jika dikerubuti oleh musuh-musuhnya. Perjuangan yang sangat luar biasa untuk bisa menyuarakan ketidakbenaran yang diperlihatkan dengan jelas-jelas terpampang di depan mata, menyalahi semua norma, etika dan aturan demi kekuasaan jabatan duniawi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Youtube Channel Image
Caksis.com Jangan lupa Subscribe ya ke channel Youtube Caksis NgeVlog
Subscribe