Barakallah Fii Umrik Buat si Bunga Mawar Putih yang Baik Budi dan Mulia

 


Catatan Caksis hari ini adalah tentang sebuah kenangan akan hadirnya anak perempuan Caksis pada tahun 2003 silam. Kenangan yang membawa kembali kepada masa-masa perjuangan sebagai pasangan muda setelah setahun sebelumnya harus terpaksa kehilangan anak laki-laki pertama karena gagal jantung. Kalau di ingat terasa pahit memang, tapi inilah kehidupan yang memang harus siap menerima apapun itu yang Allah takdirkan untuk kita. Apalagi jika mengingat ada melihat anak yang kira-kira usianya sebaya dengan almarhum, tentu saja kenangan itu akan terus terbawa sepanjang sisa usia hidup kami sebagai orang tuanya. 

Di tanggal 31 Juli 2003 yang lalu, di waktu sehabis Ashar pada hari Kamis Pon, Alhamdulillah seorang bayi perempuan telah lahir dengan sempurna melalui persalinan normal dari rahim istri Caksis lewat pertolongan tangan seorang bidan. Di waktu sore itu Caksis masih bekerja sebagai seorang kuli bangunan dan dikabari oleh tetangga untuk segera pulang karena istri mau melahirkan di rumah bidan kelurahan sebelah. Sampai pada waktunya diperbolehkan untuk kembali ke rumah, naik becak adalah pilihan kami karena memang belum punya kendaraan apa-apa waktu itu selain sepeda pancal.

Sebagai pasangan muda yang tidak lama pernah mengalami kehilangan anak pertama, kami hidup dengan rasa trauma dan penuh kehati-hatian untuk bisa merawat bayi yang baru lahir tersebut. Salah satu jenis penyakit atau mungkin gejala yang membuat kami merasa panik adalah timbulnya gejala demam atau badan terasa panas pada bayi. Karena pada anak pertama kami itu sering terjadi sampai pada gejala kejang demam atau orang Jawa menyebutnya "step". Dan kalau sudah terjadi "step" memang butuh pertolongan cepat karena terjadinya kejang yang terlalu lama pada bayi bisa menimbulkan cacat permanen atau komplikasi penyakit lain yang lebih serius. Kasus "step" pada anak ini seringkali terjadi pada usia Balita.

Dan ternyata memang hal itu terjadi, lagi-lagi kejang demam menyerang pada putri kami. Kalau tidak salah ingat 2-3 kali kejang demam itu terjadi. Rasa panik sebagai orang tua tentu juga terjadi pada kami, sampai-sampai bayi kami harus masuk ke ruang UGD RSU untuk cepat-cepat mendapatkan pertolongan pertama dan akhirnya harus di infus rawat inap di RSU. Pada suatu malam sambil menunggui bayi kami, sebagai ayah, terasa hancur rasanya melihat bayi yang masih kecil harus merasakan jarum infus di lengannya yang mungil. "Ya Allah, jika hamba harus menyerahkan sebagian sisa usia hamba pada putri hamba yang sekarang terbaring tak berdaya, hamba rela...Ambil Ya Allah, asalkan putri hamba bisa sembuh", kata itu terbersit dalam hati sambil berlinang air mata karena rasa takut, rasa trauma atas kehilangan putra pertama masih terasa begitu dalam. Mungkin 1-2 hari menginap di RSU sampai kemudian diperbolehkan pulang ke rumah.

Sampai hingga saat ini di usianya yang ke 21 tahun, Alhamdulillah telah menjadi seorang gadis  yang ceria, dan semoga insya Allah Sholehah dengan bekal ilmu agama dan pendidikan Bahasa Arab yang dipelajarinya dari Pondok Pesantren Assunniyah dan Universitas Al-Falah As-Sunniyah, Kencong. 

Semoga kelak juga mendapatkan jodoh yang bisa saling melengkapi di antara ilmu agamamu, akhlakmu, dan semua kekurangan serta kelebihanmu. Ucapan selamat ulang tahun ya nak dari jauh, karena menuntut ilmu di pondok semua komunikasi dengan dunia luar serba dibatasi.

Barakallah Fii Umrik...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Youtube Channel Image
Caksis.com Jangan lupa Subscribe ya ke channel Youtube Caksis NgeVlog
Subscribe